Kamis, 15 Desember 2011

Forecaster and Love #part 5

 New Classmate

"Eh, ada anak baru tuh .." Kata Sinta ke arah gue. Gue ngliatin anak baru itu. Eh, dia cowok bule. Cakep sih. Tapi kan gue nggak kenal itu siapa. Pagi pagi dia udah naruh tasnya di kelas gue. Dia duduk di depan gue, sebelahnya si George.
Bel pun berbunyi, kami masuk ke kelas kami masing-masing. Bu Bernadeth masuk dan kita berdoa bersama. setelah doa, Bu Bernadeth ngenalin si bule itu. Dia diem dan keliatan bingung dari tadi. Hmm.. aneh... kliatan banget ni bule nggak bisa bahasa Indonesia.
"hy, everybody." Nahloh, bener kan, dia nggak bisa bahasa Indonesia. "You can call me Sandy, I moved here because I followed my mother. My father from Sidney, and all this time I lived there......." Bakal seru ni. Jason dari tadi nggak ngomong apa-apa dan cuma mainin tangan sendiri. Yang gue tangkep dari ocehannya Sandy, dia pindah ke sini karena papanya sibuk banget di Sidney dan mamanya takut Sandy nggak ada yang ngurusin. Dia ke Indonesia cuma mau ikut ujian biar naik ke SMA aja. Sebenernya sama pihak sekolah nggak di bolehin, tapi karena dia lulus sama semua ujian yang di kasih sekolah dan nilai dia yang diatas target, dia boleh masuk sekolah favorit ini. 'wow' kata gue dalem hati. Tentu saja dia cocok banget sama si George yang sama sama bule itu. Istirahat sama George, jalan-jalan di sekolah sama George, mungkin sampai ke kamar mandi dia bareng George kali ya...
hahaha.. doesn't matter

Pas istirahat, gue ke perpus, nyari novel twilight saga gitu. Denger-denger di perpus banyak novel baru. Pas lagi asik asik nyari novel, ada yang bilang, "excuse me", gue ngliat Sandy yang ngambil buku. gue nunduk sambil mundur. "Are you my classmate?" kata Sandy dengan tampang sok tau, tapi benar. "ya.. Tere."
kata gue ngenalin diri sambil berjabat tangan sama tu bule. "di mana George?" kata gue. "dia lagi ke kantor guru. sekolah ini luas juga. I began to like Indonesia, haha" kata dia dalam bahasa inggris yang casciscus itu. "Apa sih hubungannya? sekolah ini beda dengan sekolah Indonesia lainnya. kalau lo bilang gitu kayaknya terlalu cepet deh" kata gue. "No, no, no. Gue udah pernah tinggal di Bali. Cuma 5 bulan sih" kata Sandy yang malah lanjut cerita. "ssstt.. kalau kalian mau kenalan, jangan di perpus" kata penjaga perpus sekolah gue yang kesel ngliat gue ngobrol terus dari tadi. Gue juga lupa kalau saat ini gue ada di perpus. gue senyum sambil bilang "baik bu". Sandy ngliatin gue dan mrasa kebingungan karena tampang gue yg cengengesan. Dia kan nggak ngerti bahasa Indonesia. "Ayo keluar. Ini bukan tempat untuk ngobrol." "ohh, i know. sorry" kata Sandy sambil ngikutin gue keluar. 


"eh, kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, gue mau pulang.. bye" kata gue pamit. "It's okay, nice to meet you". "you too" kata gue sambil senyum ke arah Sandy.


Sampe rumah, gue langsung makan siang dan santai-santai sambil nonton TV. "eh, kamu dah pulang?" kata mama. Gue ngangguk. "Ter, kamu tau nggak, sifat ngramal kamu itu nggak kekal lhoh" kata mama sambil cekikikan. Gue natap mama, sambil tanya "maksudnya?", "iya, kata nenekmu dulu, sifat ngramal ini bakal ilang kalau kamu mulai sayang, cinta sama orang lain. Soalnya emang kita bukan bener-bener keluarga peramal. mama aja dulu nggak bisa. Eh, malah ke kamu." Gue senyum "tapi dari dulu Tere kan udah sayang sama mama, papa, nenek .." "bukan gitu. masa kamu nggak tau? sama cowok maksud mama" penggal mama. "kira-kira kamu dah mulai ngrasain ilangnya ilmu kamu itu nggak?" lanjut mama sambil bercanda. "ahh, enggak kok. Tere masih bisa ngramal. haha." "oh, gitu ya?" kata mama sambil baca majalah. "iyalah, emangnya kayak mama, cepet naksir-naksir cowok? hahaha" kata gue. mama stengah ketawa sambil geleng-geleng, "dasar anak-anak jaman sekarang" gue ketawa. Itulah enaknya ngobrol sama mama. Nggak ada yang perlu di tutup-tutupin atau di rahasia-rahasia in. Gue sama mama kalau ngobrol malah udah kayak sahabat lama yang ditemuin kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi komentar itu indah :)