Selasa, 20 Desember 2011

Forecaster and Love #part 7

 Lima Sekawan

"Kemarin gimana kalian jalan-jalannya? maaf ya gue nggak bisa ikut" sahut Sinta waktu kami main ke rumah George. "gue juga nggak bisa ikut kok" kata George. "gue juga ada les" kata Jason. Sinta mengerutkan dahinya, dan tersenyum, "oo.. jadi cuma kalian berdua ya? Tere? Sandy?". Gue sama Sandy yang lagi nyari-nyari buku di perpustakaan pribadinya George langsung ngomong bareng, "Hah?", "kenapa?" kata gue. "kalian kemarin cuma jalan berdua? wow, ngapain aja?", denger pertanyaan Sinta, gue sih cuma ngangguk. Si Sandy yang mencoba jawab pertanyaan George itu "yeah, abis kalian nggak bisa dateng. kemarin cuma makan sama beli buku kok.", Jason yang daritadi diem aja sambil ndengerin lagu jadi ikut nyambung juga, "nggak nonton?". "enggak, filmnya nggak ada yang bagus" kata gue blak-blakan. "kemarin kenapa nggak bales sms gue, Ter??" kata Jason. "iya, baru mau gue bales, eh si Sinta telpon." kata gue yang punya prasaan nggak enak sama Jason. "kan setelah Sinta telpon, bisa bales sms gue." habis ngomong gitu, si Jason langsung buang muka dan masang headphone nya lagi. Dasar sok cool. Tapi gue merasa salah juga sih, kenapa gue lupa. huh. maafin gue Jas..
"ohh, jadi ada yang jealous ni, hahaha" kata Sinta sambil nyenggol sikunya Jason. "siapa yang kamu maksud?", kata Jason. "elu lah, Jas" kata George. Denger percakapan mreka, si Sandy kaget. "ooh, Jason pacarnya Tere ya? maaf gue nggaktau. I'm sorry, Jas". Jason geleng, "enggak kok, Sinta bo'ong. Nggak usah dipercaya" Si Sandy emang nggaktau apa-apa. Apalagi soal Via, jangan inget-inget itu lagi deh.  "Udah deh, nggak penting banget" kata gue.
"main kartu UNO yuk" kata George menawarkan. "yuk," kata Sandy. Gue sih ikut-ikut aja. anyway, di perpustakaannya George bukunya bilingual smua. jadi harus bolak-balik kamus kalau ada yang nggak ngerti.

Selesai main di rumah George, yang lainnya udah pada mau pulang, gue langsung nelpon rumah gue. "halo mbak? pak Yayat bisa jemput di rumah George?" kata gue sambil ndengerin jawaban mbak yanti di rumah. "Hah? nggak bisa? naik becak? ohh, yaudah, makasih mbak" lanjut gue. Sial, nggak ada yang njemput gue nih. mana si Sinta udah pulang. Rumah George lumayan jauh dari rumah gue, jadi gue nggk berani pulang sendirian pakai angkot atau angkutan umum lainnya. Yaudahlah, naik becak juga nggak masalah. lagian udah sering. "Mau bareng?" tawar Jason yang nyadarin gue yang lagi ngelamun. "nggak usah" gue menggeleng. "Eh, lo mau tinggal disini? Di sini kan perumahan. nggak ada becak masuk-masuk komplek." bener juga ya. "ayo.. atau mau sama Sandy lagi?" kok Jason tau sih kalau kemarin Sandy yang nganterin gue pulang.. "Ya, ya .. gue ikut" kata gue selanjutya. hemat ongkos, skalian gue mbuktiin kalau gue nggak suka sama Sandy. Akhirnya gue pamit sama orangtuanya George, terus masuk ke mobilnya Jason.
Di dalem mobil, si Jason diem aja. Beda banget sama Sandy yang slalu cerita ini itu tentang pengalamannya di Sidney. Bener-bener nggak ngerti sama sikapnya Jason, ni cowok homo atau apa sih? Gue kan nggak suka kalau canggung gini. "diem aja sih lo? sakit?" kata Jason kemudian. "iya, sakit perut ngliat muka lo" dia senyum, "muka lo juga bikin gue eneg" ngajak brantem ni anak. gue diem aja. "oh iya, gue lupa mau ngasih ini ke lo" Jason ngasih gue buku kesukaan gue, buku yang bener-bener udah lama gue cari. "wah, serius ni? lo beli dimana? ini kan terbatas jumlahnya, nggak di semua toko ada.." si Jason nepuk-nepuk kepala gue. "lo nemuin buku, kaya nemuin emas permata aja. Ya, ini buat lo aja deh. Gue nggak suka. Gue di kasih sama sepupu gue, tapi gue nggak suka baca" kata Jason ngejelasin. "cuma-cuma nih?" kata gue. "Gimana yaa.. sebenernya sih mau gue suruh bayar. Tapi karna lo mukanya boros, ni gratis aja deh buat lo." Gue mandangin buku itu, langsung senyum ke Jason. "makasih ya." Jason senyum sambil ngangguk. "Eh, dah sampe perumahan lo tu, tunjukin gih nomer berapa" gue ngangguk terus langsung nunjukin jalan ke supirnya Jason.
Setelah sampai di depan rumah, gue turun dan bilang ke Jason dan supirnya, "makasih Jas, makasih pak", Jason cuma ngangguk, supirnya yang ramah langsung nyaut "iya neng" Jason nglanjutin ramah, "bye". Gue nutup pintu mobil dan segera masuk ke rumah.

Senin, 19 Desember 2011

Forecaster and Love #part 6

 ><

"lets hang out guys !" kata Sinta ke gue, Jason, George, dan Sandy waktu di kantin. kita sekarang jadi deket dan sama-sama terus karena kita sering kerja kelompok bareng dan sama-sama ikut English dan Science club di sekolah. Sandy yang paling berbinar-binar dan merasa setuju langsung comment, "ide bagus tuh, dimana? jam brapa?" "mmm.. di mall aja, jam 4 sore, kan malam minggu ni, itung-itung kita refreshing habis trima rapor, pada bisa nggak?" Gue yang lagi makan cuma ngangguk sambil ngomong "iyaa". "pelan-pelan dong, Ter" kata George ke gue yang mungkin risih ngliat gue yang makan sambil ngomong. Jason cengengesan tapi nggak mau keliatan gue. Pas gue slesai nelen, gue mukul Jason "gue tau lo ketawa !", jason kaget, "GR !" kata Jason sambil buang muka. Gue diem, terus makan lagi. Gue laper bgt, waktunya gue istirahat, malah di panggil wali kelas. Selesai istirahat, ya gue masuk kelas. Laper kan..
"Jadi gimana?" kata Sandy, "Gue usahain ya San" kata Jason. Si George juga langsung nyaut "me too. I guess, i do". "bagus deh, gue tunggu nanti ya" kata Sinta. "okay!!!" jawab gue semangat. Abis, emang hari ini gue kosong, dan pas nggak ada PR juga, so? why not ? haha. Gue dan yang lain langsung pulang ke rumah masing-masing. Gue langsung siap-siap dong buat jalan

Udah, jam 4 lebih 5 menit ni, gue udah stand by di Mall yang Sinta bilang. gue nge share ke smuanya. "Pada di mana? gue nunggu di Gramedia ya" yang paling pertama bales sms tu si George, "I'm sorry, Ter. Gue nggak bisa dateng, gue nggak dibolehin bokap, kata dia nilai gue turun. Sorry ya Ter , sorry banget." gue maklumin lah ya, gue jg kasian sama dia "okay, no problem, be patient ya, see you :)" nggak lama kemudian, Si Jason sms gue "Ter, sorry gue ngak bisa. bukan gue nggakmau, tapi gue ada les dadakan, gue juga baru di kasih tau pembantu gue kalau guru les biola gue nelpon, katanya ada pergantian waktu les. sorry ya, ati-ati, ntar kalau ada apa-apa, hubungin gue aja". Hah, jadi cuma gue, Sandy, sama Sinta ni? nggk lucu ah.. baru mau bales sms si Jason, gue di telpon sama Sinta. gue ngangkat telponnya "Sin, ayo, cepetan. gue udah garing nih di sini." Gue denger si Sinta lagi nangis di sana. "Sin, lo kenapa?" "Ter, maaf banget ya, gue nggak bisa dateng, kakek gue barusan meninggal, gue harus cepet-cepet ke Magelang, baru kemarin gue bercanda sama beliau lewat telpon, sekarang dia udah nggak ada. maaf Ter kalau gue egois, soalnya ini semua kan gue yang ngajak. Maaf ya Ter, sorry banget." kata Sinta sambil tersedu-sedu nangisnya itu. "Yaampun Sin, gue turut berduka cita ya. Semoga, kakek lo bisa diterima di sisiNya. Iya, iya, nggak apa-apa. Ati-ati Sin", "Bye, kamu juga ati-ati ya". "iya" kata gue.Gue denger si Sinta nutup telpon.

"Tere?" gue liat Sandy yang tiba-tiba ada di belakang gue. wuaaa.. Sandy bisa dateng, padahal tadinya gue dah mau pulang. "akhirnya lo dateng juga" kata gue lega. "di mana yang lain?", kata Sandy. "mereka semua nggak bisa dateng" gue langsung crita dari kenapa si George sampai Sinta nggak bisa dateng. si Sandy kaget dan cuma ngangguk-ngangguk aja. "Jadi kita sekarang mau ngapain? nonton?" kata Sandy menawarkan. "uhh, okay" kita langsung ke 21 dan ngliat apa aja yang ditayangin. "film nya nggak ada yang bagus, San" kata gue. Sandy juga ngangguk, emang nggak ada yg bagus waktu itu. "makan yuk, gue traktir. Dah sore ni, laper", "yakin? ayo..!"  kata gue girang. Gue masih laper, lagian jarang-jarang kan gue ditraktir kaya gini?
"mau makan dan minum apa?", "terserah lo deh, disamain sama lo aja,", "okay" kata Sandy. tak lama kemudian, makananpun dateng. Gue sama Sandy langsung makan. "enak?" kata Sandy. gue ngangguk sambil senyum, "Thank's ya", "you're welcome, Ter".
"anyway, dulu sekolah lo di luar negeri suasananya gimana? apa kayak disini?" kata gue memecahkan suasana hening. "Yah, sebenernya nggak terlalu beda sih, cuma sedih aja harus ninggalin temen dan sahabat di sana" kata Sandy agak tertunduk. "pacar?" jelas gue. "hahaha, lo lucu ya, gue belum punya pacar kok, kalau cewek-cewek yang naksir gue sih banyak" sahut Sandy yang tadinya murung jadi ceria. "hehehe, udah punya juga nggakpapa kok, San." soalnya bule ini ganteng, jadi yakin aja kalau dia dah punya pacar di sana. Cewek bule kan cantik dan tinggi-tinggi. "seriously, lo cemburu ya? hahaha" kata Sandy bercanda, gue langsung ngliat dia serius sambil bilang, "dasar, PD !"
Emang seru banget jalan sama Sandy, dia orangnya nggak cuek, enak diajak ngobrol, dan gue liat dia udah mulai bisa Bahasa Indonesia. Setelah, selesai makan, kita ngobrol bentar, abis itu baca-baca buku di Gramedia. Anaknya baik, pake banget. Dia ramah, dan dia suka sama anak kecil. Pas pulang, dia juga nganterin gue pulang. Dia bawa mobil dan ditungguin supirnya dari tadi.
Sampai rumah, gue ngrasa capek banget, dan langsung tidur. Bener-bener tidur dengan lelap, ditemenin angin yang membelai lembut wajah gue dan sinar bulan yang menyelimuti malam yang damai saat itu.

Sabtu, 17 Desember 2011

Mistletoe - Justin Bieber

justin bieber 005 wenn5577412 Kumpulan Video Justin Bieber

It's the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe

I don't want to miss out on the holiday
But I can't stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

Everyone's gathering around the fire
Chestnuts roasting like a hot July
I should be chillin' with my folks, I know
But I'mma be under the mistletoe

Word on the street santa's coming tonight,
Reindeer's flying through the sky so high
I should be making a list, I know
But I'mma be under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

The wise men follow the stars (The wise men follow the stars)
They way I followed my heart
And it led me to a miracle

Don't you buy me nothing (don't you buy me nothing)
I am feeling one thing, your lips on my lips
There's a very, Merry Christmas

It's the most beautiful time of the year
Lights fill the streets spreading so much cheer
I should be playing in the winter snow (I know)
But I'mma be under the mistletoe

I don't want to miss out on the holiday
But I can't stop staring at your face
I should be playing in the winter snow
But I'mma be under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

With you, shawty with you
With you, shawty with you
With you under the mistletoe

(Kiss me underneathe the mistletoe)
Kiss me underneathe the mistletoe
(Show me baby that you love me so)
Oh, oh, oh, oh, oh
Oh, oh, oh, oh, oh

(Kiss me underneathe the mistletoe)
Kiss me underneathe the mistletoe
(Show me baby that you love me so)
Ohhh, ohhh,
Mmmm

Kamis, 15 Desember 2011

Forecaster and Love #part 5

 New Classmate

"Eh, ada anak baru tuh .." Kata Sinta ke arah gue. Gue ngliatin anak baru itu. Eh, dia cowok bule. Cakep sih. Tapi kan gue nggak kenal itu siapa. Pagi pagi dia udah naruh tasnya di kelas gue. Dia duduk di depan gue, sebelahnya si George.
Bel pun berbunyi, kami masuk ke kelas kami masing-masing. Bu Bernadeth masuk dan kita berdoa bersama. setelah doa, Bu Bernadeth ngenalin si bule itu. Dia diem dan keliatan bingung dari tadi. Hmm.. aneh... kliatan banget ni bule nggak bisa bahasa Indonesia.
"hy, everybody." Nahloh, bener kan, dia nggak bisa bahasa Indonesia. "You can call me Sandy, I moved here because I followed my mother. My father from Sidney, and all this time I lived there......." Bakal seru ni. Jason dari tadi nggak ngomong apa-apa dan cuma mainin tangan sendiri. Yang gue tangkep dari ocehannya Sandy, dia pindah ke sini karena papanya sibuk banget di Sidney dan mamanya takut Sandy nggak ada yang ngurusin. Dia ke Indonesia cuma mau ikut ujian biar naik ke SMA aja. Sebenernya sama pihak sekolah nggak di bolehin, tapi karena dia lulus sama semua ujian yang di kasih sekolah dan nilai dia yang diatas target, dia boleh masuk sekolah favorit ini. 'wow' kata gue dalem hati. Tentu saja dia cocok banget sama si George yang sama sama bule itu. Istirahat sama George, jalan-jalan di sekolah sama George, mungkin sampai ke kamar mandi dia bareng George kali ya...
hahaha.. doesn't matter

Pas istirahat, gue ke perpus, nyari novel twilight saga gitu. Denger-denger di perpus banyak novel baru. Pas lagi asik asik nyari novel, ada yang bilang, "excuse me", gue ngliat Sandy yang ngambil buku. gue nunduk sambil mundur. "Are you my classmate?" kata Sandy dengan tampang sok tau, tapi benar. "ya.. Tere."
kata gue ngenalin diri sambil berjabat tangan sama tu bule. "di mana George?" kata gue. "dia lagi ke kantor guru. sekolah ini luas juga. I began to like Indonesia, haha" kata dia dalam bahasa inggris yang casciscus itu. "Apa sih hubungannya? sekolah ini beda dengan sekolah Indonesia lainnya. kalau lo bilang gitu kayaknya terlalu cepet deh" kata gue. "No, no, no. Gue udah pernah tinggal di Bali. Cuma 5 bulan sih" kata Sandy yang malah lanjut cerita. "ssstt.. kalau kalian mau kenalan, jangan di perpus" kata penjaga perpus sekolah gue yang kesel ngliat gue ngobrol terus dari tadi. Gue juga lupa kalau saat ini gue ada di perpus. gue senyum sambil bilang "baik bu". Sandy ngliatin gue dan mrasa kebingungan karena tampang gue yg cengengesan. Dia kan nggak ngerti bahasa Indonesia. "Ayo keluar. Ini bukan tempat untuk ngobrol." "ohh, i know. sorry" kata Sandy sambil ngikutin gue keluar. 


"eh, kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, gue mau pulang.. bye" kata gue pamit. "It's okay, nice to meet you". "you too" kata gue sambil senyum ke arah Sandy.


Sampe rumah, gue langsung makan siang dan santai-santai sambil nonton TV. "eh, kamu dah pulang?" kata mama. Gue ngangguk. "Ter, kamu tau nggak, sifat ngramal kamu itu nggak kekal lhoh" kata mama sambil cekikikan. Gue natap mama, sambil tanya "maksudnya?", "iya, kata nenekmu dulu, sifat ngramal ini bakal ilang kalau kamu mulai sayang, cinta sama orang lain. Soalnya emang kita bukan bener-bener keluarga peramal. mama aja dulu nggak bisa. Eh, malah ke kamu." Gue senyum "tapi dari dulu Tere kan udah sayang sama mama, papa, nenek .." "bukan gitu. masa kamu nggak tau? sama cowok maksud mama" penggal mama. "kira-kira kamu dah mulai ngrasain ilangnya ilmu kamu itu nggak?" lanjut mama sambil bercanda. "ahh, enggak kok. Tere masih bisa ngramal. haha." "oh, gitu ya?" kata mama sambil baca majalah. "iyalah, emangnya kayak mama, cepet naksir-naksir cowok? hahaha" kata gue. mama stengah ketawa sambil geleng-geleng, "dasar anak-anak jaman sekarang" gue ketawa. Itulah enaknya ngobrol sama mama. Nggak ada yang perlu di tutup-tutupin atau di rahasia-rahasia in. Gue sama mama kalau ngobrol malah udah kayak sahabat lama yang ditemuin kembali

Sabtu, 10 Desember 2011

Badan Lentur atau Encok ?

INI adalah metode baru untuk mengecheck kelenturan badan manusia.. Metode efektif yang tidak menggunakan biaya dan bisa dilakukan di mana saja. Gratis Broo..
Ada 3 steps yang harus dilakuin. anddddd.... cekidot !!
  • Step 1
siapkan apapun yang  berbentuk kotak, bantulah tubuh anda untuk masuk ke dalamnya. mintalah bantuan orang lain untuk melakukan hal awal ini.kurang lebih seperti ini :

masukkan badan anda
  •  Step 2
pastikan anda ada di dalam benda itu. tolong agak di tekan sedikit dan diamkan selama 5 jam. oke kelamaan, 2 menit aja. dalam hal ini, peran org lain juga sangat diperlukan. haha.. kurang lbh kaya gini :
tahan tubuh anda, pastikan anda ada di dalam, bukan di pasar
  • Step 3
finally, setelah berhasil, angkatlah benda itu, bersoraklah seperti orang yang sedang memenangkan piala oscar, atau lebih menakjubkan lagi. teriakkan, "Saya Lentur !! Badan saya Lentur !! Tulang saya masih ada!!" dan melonjaklah kegirangan, kurang lebih seperti ini :
  yey! aku bisa !

Nah, sudah liat kan? apakah anda ingin mencobanya? saya harap jawaban anda tidak. Ini adalah tips (asal-asalan) dari saya. Bila ada cidera yang terjadi, tolong hubungi bioskop kesayangan anda.

Forecaster and Love #part 4

 Semuanya jadi sedekat ini ..


"Tere ! Lu ditungguin Via di kolam tuh" kata Sinta ke gue. Gue kaget dong. apalagi ini? Jason langsung narik tangan gue dan ngajakin ke kolam. Gue cuma diem dan nggak mau banyak tanya.

"Lo apa-apa'an sih? nggak lucu sumpah" Kata Jason yg keringetan dan ngos-ngosan karna daritadi lari - lari. Gue juga nggak terlalu jauh beda kondisinya sama Jason. Disitu, gue liat si Via dah bawa pisau dan 'keliatannya' mau bunuh diri. Ni anak mau apa sih? pamer? mau kesannya yang kayak di sinetron-sinetron gitu ? silahkan aja ! siapa lo. Gue emang udah emosi dari kemaren gara-gara dia yang selalu ngikutin gue kemana aja gue pergi. "oke sekarang mau lo apa?" kata gue. "Gue cuma pengen jadi kamu, Ter. Gue bakal bunuh diri dan bakal masuk ke tubuh lo. Gue ngakmau jadi gue sendiri Ter, gue malu ! Gue pengen jadi kaya lo, gue pengen di puja - puja orang, gue pengen disayang temen - temen, dan yang trakir, gue pengen deket sama jason!" Gue melongo ngliatin dia. temen-temen juga melongo ngliat ekspresi gue yang bukannya nyegah si Via. Nando, cowok brandal yang cinta mati sama Via natap gue dengan penuh tatapan 'tolongin dong Ter', dan gue baru mikir, apa yang harus gue lakuin sekarang. "Lo tu aneh Vi! Labil lo, kita tu dah kelas 3. bukan taman kanak-kanak lagi" Kata Jason yang memecahkan segala keheningan yang terjadi. "Dahlah, nggak usah berbuat bodoh kaya gini" lanjut Jason sambil jalan balik ke kelas sambil nggandeng gue. "Jas.. lepasin" gerutu gue ke Jason biar dia nglepas genggamannya. menurut gue si Jason terlalu kasar ke Via. "Lo nurut aja" kata Jason. Jason berjalan agak cepat, lalu berhenti dan menengok ke belakang lagi, tepatnya ke arah Via. "Lagian.. nggak ada yang bisa nggantiin Tere" Kata Jason sambil pergi begitu aja.

Gue pucet, nggak bisa apa-apa. Si Via juga pucet, keliatan lemes banget, denger si Jason ngomong gitu, dia malah jadi jatuh berlutut  yang akhirnya di tolong sama temen-temennya. "Kasian, Jas.." Kata gue ke Jason. Jason diem aja. dari mukanya dia juga cemas. kami sama-sama diam seribu kata hingga kami sampai di kelas.

Pulang sekolah gue sama Sinta ketemuan di kantin. Sinta langsung ngampirin gue "eh, lemes amat. Si Jason keren bangeet yaaa.. wuaaaa" gue diem aja dan mandang si Sinta dengan tatapan serius "Iya, iya, Ter, udah, santai aja. masalah Via udah gue yang urus. dia baik-baik aja kok sekarang" kata Sinta sambil menikmati makanan ringan waktu itu. Gue ngangguk "Pulang yuk, sin" kata gue lemes. Sinta ngangguk sambil nyodorin makanan ringan yang dia bawa, "mau?" gue geleng-geleng karna rasanya udah mual banget habis kejadian tadi. Sepanjang jalan, si Sinta berusaha ngehibur gue. Tapi gue nggak kehibur sama sekali. Gue cuma senyum, sampai akhirnya gue ngrasa nggak enak sama Sinta dan minta maaf, "sorry ya Sin, hari ini gue capek banget, maafin gue kalau hari ini gue cemberut mulu" Sinta ngangguk sambil senyum dan akhirnya ngelus-ngelus punggung gue. Gue baru sadar, emang disinilah peran sahabat dibutuhin banget.

Sampai rumah gue langsung nenangin diri, gue memutuskan untuk telepon si Via. Gue nyari nomernya di data kelas gue. Via..via..via.. nah, ketemu. Gue ngetik nomer dia dan akhirnya menekan tombol "OK" di Hp. Nomernya nyambung. gue berharap dia nrima telpon gue. "tere?" Jawab Via. "iya" kata gue gugup. Jujur aja, gue takut. "maafin gue ya" kalimat itu sama-sama diucapin sama gue dan sama Via, bener-bener-bersamaan. "Nggak, gue yang salah, bener kata Jason, gue bodoh" kata Via yang cepat - cepat meyakinkan gue. "Bu.. bukan gitu.." bales gue. "skali lagi maafin gue ya Ter, gue rela. Lo sama Jason emang cocok. Sekarang Jason dah banyak berubah. banyak banget. dan cuma lo yang dia suka. maafin kata-kata gue tadi ya. Gue lancang banget" disitu gue ngrasa legaaaaaaaaaaaaaaaaa banget. gue senyum, gue nggak lemes lagi, dan dugaan gue emang nggak salah kalau Via anaknya baik banget. Gue sama Via terus mengobrol saat itu. seakan - akan nggak ada masalah di antara kita berdua. Si Via janji, bakal ngomong dan minta maaf sama Jason juga. Dan dia sudah mulai sadar dan belajar untuk merelakan Jason.

Esoknya, gue ngliat Jason yang lagi diem aja di kelas. Dia nyapa gue duluan "haii," respon gue cuma senyum, terus duduk di sebelahnya. Gue ngluarin novel dan mbaca novel itu. dia diem aja dan memangku dagu dengan tangannya. Gayanya cool. Bikin gue senyum-senyum sendiri. "Via dah njelasin ke kamu?" kata gue ke Jason. "ohh, udah." gue cuma senyum. nggaktau kenapa, sekarang kalau deket Jason, rasanya nyaman banget. Tapi gue ya diem aja, nggak mau siapapun tau. itu cuma rahasia gue sama Tuhan. titik .

Sabtu, 03 Desember 2011

Forecaster and Love #part 3

 Ex ?
"Kok gue bisa duduk sama lo sih?" kata Jason yang datang pagi-pagi dan ngliat gue lagi baca buku di kelas sendirian. "gue juga nggaktau, kemarin kan tempat duduknya di acak sama Bu Bernadeth, beliau lupa nulis nama gue sama nama lo, padahal anak anak udah pada dapet pasangan.jadi deh." dia cuma ngangguk sambil garuk - garuk kepala, mungkin bingung gimana critanya nama gue bisa nggak ditulis Bu Bernadeth. Tapi Jason nyoba diem biar kesannya nggak cerewet. Padahal dari mukanya aja dah kliatan kalau pengen banyak tanya.

"Ada PR apa kemarin?" tanya Jason. "Nggak ada, cuma latian-latian soal" jawab gue. Gue sama Jason emang nggak banyak bicara. mungkin karna kami sama - sama jaga image.

"Haduh, gue lupa bawa buku cetak." kata gue yang lagi ngacak ngacak tas di pelajaran Bahasa Inggris. "nih, satu buat berdua aja." Jason menawarkan "oh, oke, makasih" jawab gue. Ni anak baik juga. Gue mencoba mengabaikan hal itu dan melihat sekeliling sebentar. Gue heran sama Via yang ngliatin gue daritadi, oiya gue critain sedikit tentang via. Via tu cewek yang imut. cantik sih, menurut gue cantik banget. tapi kata temen - temen enggak. Menurut gue, dia tu kalau pakai baju jenis apa aja juga cocok, soalnya kulit dia emang putih nggak kaya gue. Denger - denger dia orangnya suka clubbing malem - malem karna sering diajak kakak perempuannya. Maka tak jarang kalau dia suka ngantuk di kelas dan nilainya nggak beranjak dari doremifasol. Dan yang baru gue sadari, si Via suka sama Jason.

 Jam Istirahat tiba. Gue segera cerita ke Sinta tentang kejadian tadi di kelas. Jujur aja, diliat dari muka Sinta sih emang dia kliatan kaget. Terus, malah Sinta yang jadi crita ke gue tentang Via. Katanya, dulu si Via emang pernah pacaran sama si Jason. Jadiannya si cuma sampai 2 minggu dan denger - denger yang mutusin si Jason dengan alasan si Via suka clubbing dan di cap sebagai 'cewek nakal' sama temen - temen. Tapi dengan cap nya itu, bukan berarti si Via dijauhin sama temen - temen, cowok-cowok yang suka sama Via pun tetep aja ada dan malah banyak yang ngantri. Dugaan Sinta sih si Via masih ada rasa sama Jason. haha, selama istirahat itu gue malah jadi ngegosip sama si Sinta. Dan gue jadi penasaran siapa aja yang pernah pacaran sama cowok sok cool itu.

Pas gue balik di kelas, gue mulai menyadari kalau si Via ngliatin lagi. Gue langsung nyenggol sikunya si Jason. "Eh, si Via daritadi kok ngliat ke arah sini mulu ya?" Jason langsung nengok ke arah gue, terus dia nengok ke arah Via. "lo punya utang kali" gue mukul Jason dan bilang "serius!!" jason ngangguk dan sok mikir sambil bilang, "oke, oke, lo bantuin gue ya, gue jijik sama cewek itu. pokoknya lo diem aja" denger si Jason ngomong gitu, gue ngangguk. terus Jason tiba - tiba cekikikan dan nepuk - nepuk kepala gue. "ah kamu tu aneh aneh aja ter, hahahaha" gue bingung, ya gue diem aja. Temen - temen pada triak "ciyeeee" gue cuma bisa ngluarin ekspresi senyum - senyum nggak ikhlas, pokoknya gue nurutin kata si Jason kalau disuruh diem aja. Gue liat ekspresi si Via waktu itu, dari ekspresi mukanya, dia sih kliatan sedih dan langsung nundukin kepala. Pas seisi kelas dah mulai tenang karna dipaksa tenang sama Pak Guru, gue langsung nanya ke Jason "untuk apa sih? mesti kaya gitu ya?" "Ya maaf ter, gue cuma niat mbuat si Via cemburu dan ngeyakinin dia kalau gue dah nggak ada rasa sama dia. Emang dari dulu udah nggak ada rasa kok". gue diem aja. padahal pengen tanya kenapa, tapi gue rasa itu nggak penting dan nggak baik juga ikut campur urusan orang lain.