Selasa, 14 Juni 2011

Suatu Hari Nanti ..

"Aku kangen banget ma kamu" ucap Sandy pelan. Bu Tiwi, guru BP yang sedang mengajar waktu itu melihatnya, "Sandy, !! kenapa kamu melamun saja dari awal pelajaran ibu? kamu ada masalah?? ibu nggak mau tau, nanti pulang sekolah kamu menghadap ibu". "ba.. baik Bu" jawab Sandy pasrah.

sepulang sekolah ia ke kantor guru dan menghadap bu Tiwi. "sekarang, critakan apa masalahmu." ucap bu Tiwi mengawali pembicaraan. "sebenernya, saya sedih bu. saya nggak bisa trima kalau pacar saya, mmmm.. maksud saya mantan saya, ninggalin saya gitu aja dan dekat sama perempuan lain. apalagi skrg dy d luar negri. g jelas dimana. sekarang saya juga lost contact ma dia" jawab Sandy. "ooo, jadi itu alasannya. dia dah jahat sama kamu, kenapa masih dipikirin? kamu lucu Ndy. laki laki di dunia masih banyak yang lebih baik. lagipula, menurut ibu, kamu belum perlu pacaran, perjalananmu masih panjang nak." Bu Tiwi menasihati. Sandy terdiam sejenak, dan akhirnya menjawab "tapi Sandy udah SMA bu". "ya ya ya. ibu pernah muda sandy, tapi kamu kan mesti belajar untuk kenaikan ke kelas 3. kamu mau nantinya kamu nggak naik, terus akhirnya nggak lulus?". setelah mendengarkan kata bu Tiwi, Sandy hanya terdiam. dan Bu Tiwi melanjutkan nasihatnya lagi "baiklah San. itu semua butuh proses. Pesan ibu, janganlah melamun lagi saat pelajaran. dan ibu yakin, kamu bisa melupakan mantan kamu itu. sekarang, silahkan pulang dan beristirahat" . "baik bu, trimakasih" jawab Sandy sambil tertunduk.

setelah Sandy keluar dari ruang BP. dari kejauhan dia melihat Diky menuju ke arahnya. "Woi.. ngapain aja di ruang BP? lu sih, pake ngelamun segala" ucap Diky yang berdiri di depan Sandy. "ahh, minggir..  bukan urusan lu" jawab Sandy yang sedikit kesal. Diky akhirnya menyingkir karna takut dimarahi sahabatnya itu. "santai, ndy.. daripada bete, mending nemenin gw makan yuk. skalian gw anterin ke kosan. laper nii.. gw traktir deh"
Sandy pikir itu ide yang bagus, untuk menghilangkan rasa kesalnya, "iya iya.." jawab Sandy menanggapi Diky. "Sip deh" ucap Diky senang.

sesampai di tempat makan, Sandy menceritakan semua masalahnya itu ke Diky. Diky malah menanggapinya dengan santai. "yaelaahhh... gara gara itu doang ? siapa sih mantan lu itu? sini sini, gw slesein masalah kalian. Dia tinggal dimana ?". Sandy menunduk dan menjawab "nggak segampang itu Dik.. itu masalahnya, gw denger dari temen temennya dia tinggal di luar negri. bego nya, gtw luar negri tu kemana. Uhh. gtwlah pusing gw". "yaudah, abisin dulu tu makanan lu, nggak usah dipikirin cowo kya gt, cowo masih banyak. klo bisa, gw cariin sekarang 10 cowo buat lu. hahaha.. piece Ndy". mendengar itu, Sandy hanya tersenyum.

di jalan, mobil Diky melaju pelan, terlihat Diky sedang menelepon pacarnya, Sherlin yang berada di beda kota. Selesai menelepon, Sandy mengajak bicara Diky, "enak ya, lu ma Sherlin langgeng terus. dah 2 taun pacaran. hehehe. gw aja yang 1 kota gg bisa langgeng. wuft ~". "apa sih rahasianya??". Diky ketawa kecil dan menjawab pertanyaan Sandy itu, "percaya, kuncinya cuma percaya. kan situasi kalau beda kota gini, kita nggak tau apa yang pasangan kita lakuin. jadi yaa.. percaya aja. percaya kalau perasaan dia ma kita sendiri sama". "keren, .." ujar Sandy singkat. "dah sampek ni. thx ya dah nemenin gw makan" ucap Diky menyadarkan. "gw kali yang mesti makasih, lu kan dah nganter ma nraktir gw. mpe ketemu besok ya. bye" "oiya, salam ya buat sherlin. kasih tau kalo hri ini gw nemenin lo makan. takut dianya marah. ntar jd gg enak ma Sherlin" jawab Sandy panjang. "santay aja, sebelum lu nyuruh, gw dah ijin ma Sherlin. hahaha. bye" Diki menjawab sambil tertawa.

keesokan harinya, Sandy bingung mengapa Diky tidak masuk. Pak Arya selaku wali kelas Sandy juga tidak tauhu mengapa Diky, teman sekelasnya itu tidak masuk sekolah. sepulangnya, Sandy menelfon Diky. tetapi nomernya terus tidak bisa dihubungi. Kenapa ? kata Sandy dalam hati. Dia semakin kesepian tanpa sahabatnya itu. keesokan harinya, Diky masih belum msuk. lusa, Diky jg belum masuk. hal ini terjadi berturut turut hingga 5 hari. Sandy semakin sedih dan merenung di kamarnya. 
Tak lama kemudian, ponsel Sandy berbunyi. Sandy agak aneh melihat nomer HP yang aneh itu. dan langsung mengangkatnya. "Halo" ucap Sandy. "Sandy, ni gw Diky." suara Diky dari telepon itu. "hah?? kemana aja lu? ilang nggak ada kabar? tega ya, ninggalin gw kesepian gini. Nomer siapa ini? aneh banget" Sandy menjawabnya cepat cepat. "nomer gw. kemarin, stelah gw nganterin lu pulang, gw tu ditelpon ma nyokap, katanya penyakit jantung bokap gw kambuh lagi dan mesti ngalamin pengobatan lanjut. oiya, td gw ketemu nyokap lu waktu beli makanan. nyokap lu nitipin barang barang buat lu nii."  jelas Diky. "gilaa.. lu di singapore sekarang? lu belum ijin ke Pak Arya kan? lu ketinggalan banyak catetan lho" jawab Sandy cemas. "haha, gampang, catetan tinggal pinjem lu. gw dah ijin kok, kemarin lusa wktu pulang sekolah, gw ijin lwt telfon. iya, jantung papa gw dah parah. jadi disaranin tuk njalanin pengobatan disini." Diki menjelaskan. Sandy bertanya lagi, "dasar lu, mpe kpn disana?". "2 hari lagi gw masuk skolah" jawab Diky. "oiya, masalah mantan lu tadi, gw janji suatu saat nanti bakal nemuin lo lagi ma dia." sambung Diky. "hahaha, nggak usah, gw dah mau nglupain dia. cowok masih banyak. hahahaha" jawab Sandy ceria. "yakin lo? nggak bakal nglamunin dy lagi?" jawab Diky nggak percaya. "yakin. percaya deh ! tu kunci lu ma Sherlin kan? wkwkwk" ujar Sandy. "beuuh.. copas lu.. yaudah deh. mahal kalo gw lama lama telfon. jangan kangen ya, xixixi. bye" ucap Diky akhirnya. "oke oke. thx. ati ati disana, klo ketemu nyokap gw titip salam ya. cepet sembuh jg tuk bokap lu, bye" . "bye" ulang Diky lagi. setelah itu, mereka menutup ponsel mereka masing masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbagi komentar itu indah :)